MAKALAH GANGGUAN TIDUR
PARASOMNIA
Nama Kelompok:
1.LAILATUS SA’ADAH
2.EDI KURNIAWAN
3.HANNA IZATI
4.SUBEKTI LATIF
5.USWATUN HASANAH
6.FITRIANURUL
HUDAYATI
7.RIKE RAHMAWATI
8.AMINATUS SOLIKHAH
9.AINUR ROSIDAH
10.YUDA PANDU
WINATA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEMKAB JOMBANG S1 KEPERAWATAN
1B TAHUN AJARAN
2012-2013
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas rahmad dan karuniaNya kami dapat mengerjakan tugas
kelompok makalah gangguan tidur parasomnia yang dengan penuh kemudahan.Tanpa
pertolonganNya mungkin kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik,meskipun kami juga menyadari segala kekurangan yang ada didalam makalah
ini.
Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber buku yang telah kami peroleh. Kami
berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti.Selain kami memperoleh sumber dari beberapa buku pilihan,kami juga
memperoleh informasi tambahan dari internet.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan semuanya
yang telah memberikan sumbang sarannya untuk penyelesaian makalah ini.Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.Oleh karena itu,kami menerima
kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk
penyempurnaan untuk tugas makalah-makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.Amin.
Jombang,27 Oktober 2012
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………… i
Daftar Isi ……………………………………………….... ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ………………………………………………… 1
Rumusan Masalah ……………………………………………….............. 1
Tujuan
Masalah.............……………………………………………........ 1
BAB
II PEMBAHASAN
1.PENGERTIAN................................................................................... ...... 2
2.JENIS
PARASOMNIA........................................................................ ..... 2
3.PENYEBAB
PARASOMNIA............................................... .............. 4
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan ......…………………………………………………………... 6
Saran................………………………………………………….............. 6
DAFTAR
PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Kebanyakan gangguan tidur tak bisa dihindari, tetapi
bisa dihubungkan dengan kondisi kesehatan, yang bisa lebih bisa dihindari.
Misalnya, banyak penderita OSA yang ternyata memiliki berat badan berlebih
(overweight). "Jika berat badan bisa dikurangi, gangguan tidur yang
diderita pun bisa diatasi. Yang jelas, pola tidur yang baik merupakan
pencegahan terbaik. Olahraga dan diet sehat juga membantu tidur Anda menjadi
berkualitas," jelas Andreas.
Jika gangguan tidur sudah tergolong parah, pengobatan bisa dilakukan dengan obat, alat, operasi, atau life therapy (perilaku). Pada gangguan tertentu, dilakukan terapi sinar. Tetapi tentu saja, cara yang paling mudah adalah dengan mengubah gaya hidup serta menambah pengetahuan tentang tidur.
Jika gangguan tidur sudah tergolong parah, pengobatan bisa dilakukan dengan obat, alat, operasi, atau life therapy (perilaku). Pada gangguan tertentu, dilakukan terapi sinar. Tetapi tentu saja, cara yang paling mudah adalah dengan mengubah gaya hidup serta menambah pengetahuan tentang tidur.
1.2 Tujuan
1. Agar lebih memahami jenis kelompok
parasomnia.
2. Agar menambah wawasan dan memperbanyak ilmu.
2. Agar menambah wawasan dan memperbanyak ilmu.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan parasomnia primer dan sekunder?
2. Apa saja
jenis-jenis parasomnia?
3.Apa penyebab
parasomnia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Parasomnia
Parasomnia adalah
gangguan yang melibatkan kegiatan fisik yang tidak diinginkan, atau pengalaman yang
terjadi selama tidur. Kendati gangguan tidur jenis ini lebih umum ditemukan
pada anak-anak, sekitar 5 -15 persen, dan orang dewasa 1 persen, akan tetapi
tidak menutup kemungkinan berhubungan dengan adanya luka trauma.
"Parasomnia dicirikan oleh perilaku fisik atau lisan yang tidak
diinginkan, seperti berjalan atau berbicara saat tidur, terjadi dalam hubungan
dengan tidur, tahapan tertentu dari tidur atau transisi tidur-bangun,"
ujarnya.
Parasomnia dapat dibagi
menjadi dua kelompok utama yakni parasomnia primer dan parasomnia sekunder.
Parasomnia primer merupakan gangguan tidur yang ditandai terjadinya simultan
unsure-unsur dari transisi tidur-bangun. Sedangkan parasomnia sekunder adalah
gangguan sistem organ lainnya yang timbul selama tidur.
"Parasomnia primer diklasifikasikan menurut
tahap tidur, di mana mereka terjadi yakni rapid eye movement (REM) atau
non-cepat gerakan mata (NREM)," ulasnya.
Sedangkan parasomnia sekunder mungkin sangat umum, tetapi bisa dikenali, misdiagnosed, atau diabaikan dalam praktek klinis.
Sedangkan parasomnia sekunder mungkin sangat umum, tetapi bisa dikenali, misdiagnosed, atau diabaikan dalam praktek klinis.
B. Jenis-Jenis Parasomnia
1. Mimpi buruk
1. Mimpi buruk
Mimpi buruk adalah peristiwa nokturnal hidup yang
dapat menyebabkan perasaan takut, teror, dan atau kecemasan. Biasanya, orang
yang mengalami mimpi buruk, yang tiba-tiba terbangun dari tidur.
2. Teror malam
Seseorang mengalami teror malam atau teror tidur
yakni tiba-tiba terbangun dari tidur dalam keadaan ketakutan. Orang mungkin
tampak terjaga, tetapi tampak bingung dan tidak mampu berkomunikasi. Orang yang
memiliki teror tidur biasanya tidak ingat peristiwa keesokan harinya.
Teror malam mirip dengan mimpi buruk, namun teror malam biasanya terjadi selama tahap 3 tidur (deep sleep).
"Orang yang mengalami teror tidur dapat menimbulkan bahaya untuk diri sendiri atau orang lain karena melompat di tempat tidur atau berjalan di sekitar," jelasnya.
Ketegangan emosional yang kuat dan atau penggunaan alkohol dapat meningkatkan kejadian teror malam di kalangan orang dewasa. 3. Sleepwalking
Sleepwalking terjadi ketika seseorang tampaknya terjaga dan bergerak di sekitar dengan mata terbuka lebar, tetapi sebenarnya tertidur. Berjalan dalam tidur tidak memiliki memori dari tindakan mereka.
Teror malam mirip dengan mimpi buruk, namun teror malam biasanya terjadi selama tahap 3 tidur (deep sleep).
"Orang yang mengalami teror tidur dapat menimbulkan bahaya untuk diri sendiri atau orang lain karena melompat di tempat tidur atau berjalan di sekitar," jelasnya.
Ketegangan emosional yang kuat dan atau penggunaan alkohol dapat meningkatkan kejadian teror malam di kalangan orang dewasa. 3. Sleepwalking
Sleepwalking terjadi ketika seseorang tampaknya terjaga dan bergerak di sekitar dengan mata terbuka lebar, tetapi sebenarnya tertidur. Berjalan dalam tidur tidak memiliki memori dari tindakan mereka.
3.
Sleepwalking
Sleepwalking terjadi ketika seseorang tampaknya
terjaga dan bergerak di sekitar dengan mata terbuka lebar, tetapi sebenarnya
tertidur. Berjalan dalam tidur tidak memiliki memori dari tindakan mereka.
Sleepwalking paling sering terjadi selama dalam tidur non-REM (tahap 3), di
awal malam.
Episode ini sangat bervariasi dalam kompleksitas dan durasi. Sleepwalking kadang-kadang bisa berbahaya karena berjalan sambil tidur tidak menyadari keadaan sekitarnya dan dapat bertemu benda atau dapat jatuh.
Episode ini sangat bervariasi dalam kompleksitas dan durasi. Sleepwalking kadang-kadang bisa berbahaya karena berjalan sambil tidur tidak menyadari keadaan sekitarnya dan dapat bertemu benda atau dapat jatuh.
4.
Confusional Arousals
Arousals confusional biasanya terjadi ketika
seseorang terbangun dari tidur nyenyak selama bagian pertama dari malam. Ini
gangguan yang juga dikenal sebagai inersia tidur berlebihan atau mabuk tidur,
melibatkan kelambatan berlebihan ketika bangun tidur.
5. Sleep Paralysis
Orang dengan kelumpuhan tidur tidak dapat
memindahkan tubuh atau anggota badan saat jatuh tertidur atau bangun. Episode
singkat dari kelumpuhan otot parsial atau tulang lengkap dapat terjadi selama
kelumpuhan tidur. Kadang-kadang tidur berjalan terjadi dalam keluarga, namun
penyebabnya tidak diketahui.
6.
Tidur REM dengan Atonia
Tidur REM biasanya
melibatkan keadaan kelumpuhan (atonia), tetapi orang-orang dengan kondisi ini
mampu memindahkan tubuh atau anggota tubuh saat bermimpi. Biasanya terjadi pada
pria berusia 50 ke atas, tetapi gangguan juga bisa terjadi pada wanita dan pada
orang yang lebih muda. Dalam diagnosis dan pengobatan, gangguan neurologis
berpotensi serius harus dikesampingkan.
7. Tidur Enuresis
7. Tidur Enuresis
Dalam kondisi ini, juga
disebut mengompol, orang yang terkena tidak mampu mempertahankan kontrol kemih
saat tertidur. Ada dua jenis enuresis yakni primer dan sekunder. Pada enuresis
primer, seseorang belum mampu memiliki kontrol kemih semenjak masa kanak-kanak.
Pada enuresis sekunder, seseorang memiliki kekambuhan setelah sebelumnya mampu memiliki kontrol kemih. Enuresis dapat disebabkan oleh kondisi medis (termasuk diabetes, infeksi saluran kemih, atau sleep apnea), atau gangguan kejiwaan. Beberapa pengobatan untuk mengompol termasuk modifikasi perilaku, perangkat alarm, dan obat-obatan.(ria/R-2)
Pada enuresis sekunder, seseorang memiliki kekambuhan setelah sebelumnya mampu memiliki kontrol kemih. Enuresis dapat disebabkan oleh kondisi medis (termasuk diabetes, infeksi saluran kemih, atau sleep apnea), atau gangguan kejiwaan. Beberapa pengobatan untuk mengompol termasuk modifikasi perilaku, perangkat alarm, dan obat-obatan.(ria/R-2)
C. Penyebab Parasomnia
Bisa
Jadi Karena Gangguan Otak, Parasomnia merujuk pada semua hal abnormal yang
dapat terjadi pada orang, sementara mereka tidur, terpisah dari sleep apnea.
Beberapa contoh adalah tidur yang berhubungan dengan gangguan makan, tidur
sambil berjalan, teror malam, kelumpuhan tidur, gangguan tidur REM perilaku,
dan agresi tidur.
Parasomnia sering terjadi dalam keluarga,
mungkin faktor genetik. Gangguan otak, mungkin bertanggung jawab untuk beberapa
parasomnia, seperti banyak kasus gangguan perilaku tidur REM. Parasomnia juga
dapat dipicu oleh gangguan tidur lainnya seperti apnea tidur obstruktif, dan
dengan berbagai obat.Parasomnia mempengaruhi sekitar 10 persen orang AS. Mereka
terjadi pada orang dari segala usia, tetapi lebih sering terjadi pada
anak-anak. Anak-anak sangat rentan karena ketidakdewasaan otak. Kabar baiknya
adalah bahwa mereka biasanya tidak terkait dengan konsekuensi kesehatan negatif
dan menghilang sebagai seorang anak matang.Mencoba untuk membangkitkan
parasomniac, terutama ketika gemetar atau berteriak , kadang-kadang dapat
memicu respons, iritasi agresif atau kekerasan. Oleh karena itu, secara
perlahan kembalikan orang tersebut ke tempat tidur dengan membimbing dia atau
berbicara lembut.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah
makalah yang saya buat, tentunya dalam penulisan makalah ini masihterdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, maka dari itu saya mohon kritik dan saran
yangbersifat membangun. Semoga laporan ilmiah ini dapat berguna dan barmanfaat
untuk semuaorang. Terima kasih.
KESIMPULAN
Parasomniaadalahgangguan yang melibatkankegiatanfisik yang
tidakdiinginkan, atau pengalaman
Parasomniadapatdibagimenjadiduakelompokutamayakniparasomnia
primer danparasomniasekunder.Parasomnia primer merupakangangguantidur yang
ditandaiterjadinyasimultan
unsure-unsurdaritransisitidur-bangun.Sedangkanparasomniasekunderadalahgangguansistem
organ lainnya yang timbulselamatidur. .
"Parasomniadicirikanolehperilakufisikataulisan yang tidakdiinginkan, sepertiberjalanatauberbicarasaattidur,
terjadidalamhubungandengantidur,
tahapantertentudaritiduratautransisitidur-bangun,"
DAFTAR
PUSTAKA
sumber :
Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar