Senin, 17 Desember 2012

MAKALAH GANGGUAN TIDUR PARASOMNIA


MAKALAH GANGGUAN TIDUR
PARASOMNIA

Nama Kelompok:
1.LAILATUS SA’ADAH
2.EDI KURNIAWAN
3.HANNA IZATI
4.SUBEKTI LATIF
5.USWATUN HASANAH
6.FITRIANURUL HUDAYATI
7.RIKE RAHMAWATI
8.AMINATUS SOLIKHAH
9.AINUR ROSIDAH
10.YUDA PANDU WINATA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEMKAB JOMBANG S1 KEPERAWATAN 1B TAHUN AJARAN 2012-2013


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmad dan karuniaNya kami dapat mengerjakan tugas kelompok makalah gangguan tidur parasomnia yang dengan penuh kemudahan.Tanpa pertolonganNya mungkin kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik,meskipun kami juga menyadari segala kekurangan yang ada didalam makalah ini.
Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber buku yang telah kami peroleh. Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.Selain kami memperoleh sumber dari beberapa buku pilihan,kami juga memperoleh informasi tambahan dari internet.
          Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan semuanya yang telah memberikan sumbang sarannya untuk penyelesaian makalah ini.Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.Oleh karena itu,kami menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan untuk tugas makalah-makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.Amin.                          
                           
                                                                   Jombang,27 Oktober 2012









DAFTAR ISI
Kata Pengantar              …………………………………………………     i
Daftar Isi                       ………………………………………………....    ii

BAB  I        PENDAHULUAN
Latar Belakang              …………………………………………………     1
Rumusan Masalah         ………………………………………………..............    1
Tujuan Masalah.............……………………………………………........    1
BAB II       PEMBAHASAN
1.PENGERTIAN...................................................................................     ......    2
2.JENIS PARASOMNIA........................................................................   .....     2
3.PENYEBAB PARASOMNIA...............................................        ..............     4
BAB III      PENUTUP
Kesimpulan ......…………………………………………………………...   6
Saran................…………………………………………………..............    6
DAFTAR PUSTAKA








BAB 1
PENDAHULUAN

1.1            Latar belakang

Kebanyakan gangguan tidur tak bisa dihindari, tetapi bisa dihubungkan dengan kondisi kesehatan, yang bisa lebih bisa dihindari. Misalnya, banyak penderita OSA yang ternyata memiliki berat badan berlebih (overweight). "Jika berat badan bisa dikurangi, gangguan tidur yang diderita pun bisa diatasi. Yang jelas, pola tidur yang baik merupakan pencegahan terbaik. Olahraga dan diet sehat juga membantu tidur Anda menjadi berkualitas," jelas Andreas.

Jika gangguan tidur sudah tergolong parah, pengobatan bisa dilakukan dengan obat, alat, operasi, atau life therapy (perilaku). Pada gangguan tertentu, dilakukan terapi sinar. Tetapi tentu saja, cara yang paling mudah adalah dengan mengubah gaya hidup serta menambah pengetahuan tentang tidur.

1.2 Tujuan
1. Agar lebih memahami jenis kelompok parasomnia.
2. Agar menambah wawasan dan memperbanyak ilmu.

1.3 Rumusan  Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan parasomnia primer dan sekunder?
2. Apa saja jenis-jenis parasomnia?
3.Apa penyebab parasomnia?

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Parasomnia
Parasomnia adalah gangguan yang melibatkan kegiatan fisik yang tidak diinginkan, atau pengalaman yang terjadi selama tidur. Kendati gangguan tidur jenis ini lebih umum ditemukan pada anak-anak, sekitar 5 -15 persen, dan orang dewasa 1 persen, akan tetapi tidak menutup kemungkinan berhubungan dengan adanya luka trauma. "Parasomnia dicirikan oleh perilaku fisik atau lisan yang tidak diinginkan, seperti berjalan atau berbicara saat tidur, terjadi dalam hubungan dengan tidur, tahapan tertentu dari tidur atau transisi tidur-bangun," ujarnya.
Parasomnia dapat dibagi menjadi dua kelompok utama yakni parasomnia primer dan parasomnia sekunder. Parasomnia primer merupakan gangguan tidur yang ditandai terjadinya simultan unsure-unsur dari transisi tidur-bangun. Sedangkan parasomnia sekunder adalah gangguan sistem organ lainnya yang timbul selama tidur.
"Parasomnia primer diklasifikasikan menurut tahap tidur, di mana mereka terjadi yakni rapid eye movement (REM) atau non-cepat gerakan mata (NREM)," ulasnya.
Sedangkan parasomnia sekunder mungkin sangat umum, tetapi bisa dikenali, misdiagnosed, atau diabaikan dalam praktek klinis.

B.   Jenis-Jenis Parasomnia

1. Mimpi buruk
Mimpi buruk adalah peristiwa nokturnal hidup yang dapat menyebabkan perasaan takut, teror, dan atau kecemasan. Biasanya, orang yang mengalami mimpi buruk, yang tiba-tiba terbangun dari tidur.


                                           
2. Teror malam
Seseorang mengalami teror malam atau teror tidur yakni tiba-tiba terbangun dari tidur dalam keadaan ketakutan. Orang mungkin tampak terjaga, tetapi tampak bingung dan tidak mampu berkomunikasi. Orang yang memiliki teror tidur biasanya tidak ingat peristiwa keesokan harinya.
Teror malam mirip dengan mimpi buruk, namun teror malam biasanya terjadi selama tahap 3 tidur (deep sleep).

"Orang yang mengalami teror tidur dapat menimbulkan bahaya untuk diri sendiri atau orang lain karena melompat di tempat tidur atau berjalan di sekitar," jelasnya.

Ketegangan emosional yang kuat dan atau penggunaan alkohol dapat meningkatkan kejadian teror malam di kalangan orang dewasa. 3. Sleepwalking
Sleepwalking terjadi ketika seseorang tampaknya terjaga dan bergerak di sekitar dengan mata terbuka lebar, tetapi sebenarnya tertidur. Berjalan dalam tidur tidak memiliki memori dari tindakan mereka.

3. Sleepwalking
Sleepwalking terjadi ketika seseorang tampaknya terjaga dan bergerak di sekitar dengan mata terbuka lebar, tetapi sebenarnya tertidur. Berjalan dalam tidur tidak memiliki memori dari tindakan mereka. Sleepwalking paling sering terjadi selama dalam tidur non-REM (tahap 3), di awal malam.

Episode ini sangat bervariasi dalam kompleksitas dan durasi. Sleepwalking kadang-kadang bisa berbahaya karena berjalan sambil tidur tidak menyadari keadaan sekitarnya dan dapat bertemu benda atau dapat jatuh.
4. Confusional Arousals
Arousals confusional biasanya terjadi ketika seseorang terbangun dari tidur nyenyak selama bagian pertama dari malam. Ini gangguan yang juga dikenal sebagai inersia tidur berlebihan atau mabuk tidur, melibatkan kelambatan berlebihan ketika bangun tidur.

5. Sleep Paralysis
Orang dengan kelumpuhan tidur tidak dapat memindahkan tubuh atau anggota badan saat jatuh tertidur atau bangun. Episode singkat dari kelumpuhan otot parsial atau tulang lengkap dapat terjadi selama kelumpuhan tidur. Kadang-kadang tidur berjalan terjadi dalam keluarga, namun penyebabnya tidak diketahui.
6. Tidur REM dengan Atonia
Tidur REM biasanya melibatkan keadaan kelumpuhan (atonia), tetapi orang-orang dengan kondisi ini mampu memindahkan tubuh atau anggota tubuh saat bermimpi. Biasanya terjadi pada pria berusia 50 ke atas, tetapi gangguan juga bisa terjadi pada wanita dan pada orang yang lebih muda. Dalam diagnosis dan pengobatan, gangguan neurologis berpotensi serius harus dikesampingkan.

7. Tidur Enuresis
Dalam kondisi ini, juga disebut mengompol, orang yang terkena tidak mampu mempertahankan kontrol kemih saat tertidur. Ada dua jenis enuresis yakni primer dan sekunder. Pada enuresis primer, seseorang belum mampu memiliki kontrol kemih semenjak masa kanak-kanak.

Pada enuresis sekunder, seseorang memiliki kekambuhan setelah sebelumnya mampu memiliki kontrol kemih. Enuresis dapat disebabkan oleh kondisi medis (termasuk diabetes, infeksi saluran kemih, atau sleep apnea), atau gangguan kejiwaan. Beberapa pengobatan untuk mengompol termasuk modifikasi perilaku, perangkat alarm, dan obat-obatan.(ria/R-2)

C.  Penyebab Parasomnia
Bisa Jadi Karena Gangguan Otak, Parasomnia merujuk pada semua hal abnormal yang dapat terjadi pada orang, sementara mereka tidur, terpisah dari sleep apnea. Beberapa contoh adalah tidur yang berhubungan dengan gangguan makan, tidur sambil berjalan, teror malam, kelumpuhan tidur, gangguan tidur REM perilaku, dan agresi tidur.

 Parasomnia sering terjadi dalam keluarga, mungkin faktor genetik. Gangguan otak, mungkin bertanggung jawab untuk beberapa parasomnia, seperti banyak kasus gangguan perilaku tidur REM. Parasomnia juga dapat dipicu oleh gangguan tidur lainnya seperti apnea tidur obstruktif, dan dengan berbagai obat.Parasomnia mempengaruhi sekitar 10 persen orang AS. Mereka terjadi pada orang dari segala usia, tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak. Anak-anak sangat rentan karena ketidakdewasaan otak. Kabar baiknya adalah bahwa mereka biasanya tidak terkait dengan konsekuensi kesehatan negatif dan menghilang sebagai seorang anak matang.Mencoba untuk membangkitkan parasomniac, terutama ketika gemetar atau berteriak , kadang-kadang dapat memicu respons, iritasi agresif atau kekerasan. Oleh karena itu, secara perlahan kembalikan orang tersebut ke tempat tidur dengan membimbing dia atau berbicara lembut.



















BAB III
PENUTUP

 Demikianlah makalah yang saya buat, tentunya dalam penulisan makalah ini masihterdapat banyak kesalahan dan kekurangan, maka dari itu saya mohon kritik dan saran yangbersifat membangun. Semoga laporan ilmiah ini dapat berguna dan barmanfaat untuk semuaorang. Terima kasih.
KESIMPULAN
Parasomniaadalahgangguan yang melibatkankegiatanfisik yang tidakdiinginkan, atau pengalaman
Parasomniadapatdibagimenjadiduakelompokutamayakniparasomnia primer danparasomniasekunder.Parasomnia primer merupakangangguantidur yang ditandaiterjadinyasimultan unsure-unsurdaritransisitidur-bangun.Sedangkanparasomniasekunderadalahgangguansistem organ lainnya yang timbulselamatidur. . "Parasomniadicirikanolehperilakufisikataulisan yang tidakdiinginkan, sepertiberjalanatauberbicarasaattidur, terjadidalamhubungandengantidur, tahapantertentudaritiduratautransisitidur-bangun,"















DAFTAR PUSTAKA
sumber : Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar